Minggu, 14 November 2021

STRATEGI MENANGKAL HOAKS

GMLD 2 Resume 5

Angkatan 1

GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL

 

Setiap tanggal 10 Nopember, bangsa kita selalu memperingatinya sebagai hari PAHLAWAN. Berbagai acara, kegiatan dilakukan, untuk mengenang jasa-jasa para Pahlawan. Jika dibilang Pahlawan, banyak sekali tokoh-tokoh yang bisa dibilang Pahlawan, karena Pahlawan bukan hanya mereka yang sudah berjuang untuk Kemerdekaan Bangsa ini, tapi juga mereka-mereka  yang sudah membuat kemajuan bagi Bangsa ini.

Dan hari ini tepatnya pukul 16.00 wib, Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital pertemuan ke 5 dimulai.

Bapak Muliadi sebagai moderator memperkenalkan dirinya dan kemudian memperkenalkan narasumber hari ini, yaitu Ibu Heni Mulyati, M.Pd.

Adapun susunan acara pelatihan kali ini adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan (Mengenal narasumber)
2. Penyajian materi oleh narasumber (Ibu Heni Mulyati, M.Pd)
3. Tanya jawab (Melalui WA 081341200357)
4. Penutup

 

❤     PEMBUKAAN

 

Diawali dengan himbauan untuk menghindari plagiarisme

Plagiarisme adalah salah satu pelanggaran etika didunia digital. Kita harus mematuhi etika digital didalam bertindak dan bersikap di dunia digital.

Dengan kehadiran dan kemajuan didunia digital saat ini dapat memberikan manfaat yang besar, tapi juga dapat menjadikan kehidupan bermasyarakat menjadi semakin terbuka. Informasi dengan mudahnya dapat diakses oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Informasi bukan menjadi barang yang langka lagi. Dahulu informasi menjadi barang yang berharga. Tetapi sekarang terbalik, informasi demikian terbuka, siapa saja bisa memperoleh informasi dengan mudah. Masalahnya tidak semua informasi yang tersedia adalah informasi yang benar. Bahkan sering kali informasi yang benar justru tidak dipercayai atau tidak dihargai dibandingkan dengan informasi yang tidak benar alias "Hoaks"

Informasi yang tidak benar atau hoaks dapat menciptakan perpecahan, menurunkan reputasi seseorang, kebencian, menimbulkan opini negatif, menimbulkan keraguan terhadap fakta (mengaburkan fakta), dan tentu saja sangat merugikan masyarakat. Oleh sebab itu, kita harus berusaha menghindarkan diri dari informasi hoaks.

Profil Narasumber : 

Beliau lahir di Cilacap, 11 Januari 1982, menamatkan pendidikan S1 dan S2 dari UNJ pada bidang bimbingan dan konseling dengan IPK 3,83  dan 3,71 . Dan masih banyak lagi " segudang Prestasi " yang dimiliki beliau.


❤     PENYAJIAN MATERI OLEH NARASUMBER


Media informasi jaman dahulu sangat terbatas. Untuk mendapatkan informasi kita harus menunggu berhari-hari balasannya lewat surat. Sekarang telah berubah siapa pun bisa menjadi pembuat, penyebar, dan pengguna informasi.

Perubahan teknologi juga berdampak pada pasifnya informasi yang diterima. Banyak informasi yang beredar di grup percakapan, baik informasi yang serius ataupun tidak serius. Belum lagi banyaknya grup percakapan yang kita ikuti.
Dan itu bisa membuat tidak nyaman bagi beberapa orang.  Ketika ada informasi yang hadir pada satu waktu.
Ada beberapa situasi yang perlu kita sadari terkait dengan banjirnya informasi ini, yaitu:
1. Era Post Truth
2. Matinya kepakaran
3. Filter bubble dan echo chamber

Semakin mudahnya teknologi informasi dan komunikasi, ada sisi lain yang harus menjadi perhatian kita bersama, yaitu peredaran hoaks di masyarakat.

Mafindo sendiri melakukan pemeriksaan fakta berdasarkan laporan yang masuk. Terdapat 2.298 hoaks selama tahun 2020.
Dilihat dari temanya, politik dan kesehatan menduduki peringkat dua terbesar dibanding tema-tema lainnya. (sumber: Litbang Mafindo). Saluran peredaran hoax yang banyak beredar adalah melalui, FB, WA, dan Twitter. 

👉 Era Post Truth adalah era dimana seseorang akan lebih menyakini informasi yang       diberikan oleh orang yang dipercayai, daripada orang yang baru dikenal/kurang dekat secara emosional.

 

👉 Matinya kepakaran adalah situasi dimana banyak orang, memberikan gagasan namun bukan ahli di bidangnya. Misal seseorang bukan ahli kesehatan, namun merasa paling tahu bidang kesehatan.


 ðŸ‘‰ Filter bubble dan echo chamber adalah hal dimana kita berada di gelembung-gelembung kelompok informasi. Misal, saya akan memblokir orang yang tidak sesuai dengan ide dan pemikiran saya. Dampaknya lingkaran kita terbatas pada orang-orang yang satu ide saja.

Pengertian dari Hoaks adalah infomasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar.

Alasan seseorang masih percaya hoaks :
1. Kemampuan literasi digital dan berpikir kritis yang belum merata
2. Polarisasi masyarakat (dampak perbedaan politik)
3. Belum cakap memilah informasi dan minimnya kemampuan periksa fakta

Alasan seseorang menyebarkan Hoaks :

  1.  Iseng
  2. Ingin menjadi paling Update
  3. Bergantung dengan gawai
  4. Terlalu cemas
  5. Keuntungan ekonomi
  6. Keuntungan politik
  7. Ingin memprovokasi 

Contoh Hoaks :

 
 Ciri-ciri Informasi Hoaks :
  • Informasinya tidak jelas
  • Informasinya biasanya membangkitkan emosi
  • Alasannya kelihatan ilmiah tapi salah
  • Isinya sembunyikan fakta
  • Inginnya difiralkan/sebar

Dampak dari Hoaks :

💣 Timbul perpecahan dan saling curiga

💣 Bingung bedakan informasi yang bisa dipercaya atau tidak

💣 Hilangnya nyawa karena informasi yang salah

Bagaimana melakukan periksa fakta singkat :

Ini produksi Tular Nalar dari situs www.tularnalar.id
Video durasi lima menit dapat ditonton pada tautan di bawah ini.

https://www.youtube.com/watch?v=rX5z3PBmwtM



 ❤    TANYA JAWAB

 Banyak sekali pertanyaan yang peserta pelatihan tanyakan ke narasumber saat itu. Dan narasumber memberikan jawaban yang luar biasa dapat dipahami dan dimengerti.

Setelah semua terjawab, narasumber mengucapkan terimakasih kepada semua peserta pelatihan, pak Muliadi sebagai moderator dan Om Jay.

Demikian ulasan singkat pelatihan ke 5 kami

Mari Bijak dalam memakai Media Digital dan Cek dulu Faktanya

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP MELALUI PROGRAM LITERASI DIGITAL

  Rabu, 15 Desember 2021 GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL   Pelatihan ke-20 Hari / Tanggal     : Rabu, 15 Desember 2021 Moderator           ...